KENDALI DIRI, APA ITU????

Dalam segala aspek kehidupan seseorang sangat membutuhkan kendali diri atau disebut juga kontrol diri. Banyak faktor yang membuat seseorang kehilangan kendali diri, apakah dalam berkarya, berusaha, atau menekuni hobi, olah raga atau seni. Segala hal dilakukan dengan nafsu menggebu, sekuat tenaga tanpa jeda istirahat cukup, seolah energi fisik dan mental tidak akan terkikis habis. Padahal, seberapa pun kekuatan tenaga, kekuatan mental manusia, pasti ada batasnya.
Menurut Ghufron (2003: 30) kendali diri atau disebut juga kontrol diri yakni
Merupakan suatu kecakapan individu dalam kepekaan membaca situasi diri dan lingkungannya serta kemampuan untuk mengontrol dan mengelola faktor-faktor perilaku sesuai dengan situasi dan kondisi untuk menampilkan diri dalam melakukan sosialisasi, kemampuan untuk mengendalikan perilaku, kecenderungan untuk menarik perhatian, keinginan untuk mengubah perilaku agar sesuai untuk orang lain, menyenangkan orang lain, selalu konform dengan orang lain, menutup perasaannya.

Kendali diri diartikan sebagai kemampuan seseorang yang peka akan keadaan diri dan lingkungan yang berguna dalam proses sosialisasi. Perilaku seseorang dikontrol dengan melihat situasi lingkungan agar sesuai dengan harapan lingkungan yang ada.
Calhoun dan Acocella (1990: 130) mendefinisikan kendali diri (self-control) sebagai ”pengaturan proses-proses fisik, psikologis, dan perilaku seseorang; dengan kata lain serangkaian proses yang membentuk dirinya sendiri”. Pengendalian diri merupakan keseluruhan dari proses yang membentuk diri individu yang mencakup proses pengaturan fisik, psikologis dan perilaku. Dengan pengendalian diri seseorang tidak hanya mengendalikan kemampuan fisik melainkan pula begaima seseorang mampu mengendalikan perilakunya.
Kendali diri menurut Gustinawati (1990: 32) merupakan
Salah satu potensi yang dapat dikembangkan dan digunakan individu selama proses-proses dalam kehidupan, termasuk dalam menghadapi kondisi yang terdapat di lingkungan tempat tinggalnya. … selain dapat mereduksi efek-efek psikologis yang negatif dari stressor-stessor lingkungan, kontrol diri juga dapat digunakan sebagai suatu intervensi yang bersifat pencegahan.

Kemampuan kendali diri dapat dikembangkan dan bisa digunakan untuk mereduksi efek psikologi yang bersifat negatif juga dapat digunakan sebagai pencegahan. Dengan mengendalikan diri, individu mampu menilai dan membuat suatu perkiraan terhadap perilaku yang hendak dilakukan sehingga individu mampu mecegah sesuatu hal tidak menyenangkan yang akan diterimanya kelak.
Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Thoresen dan Mahoney (Calhoun dan Acocella: 1990: 130) yakni ’kendali diri adalah seseorang menggunakan kendali dirinya bila, demi tujuan jangka panjang, dia sengaja menghindari melakukan perilaku yang biasa dikerjakan atau yang segera memuaskannya yang tersedia secara bebas baginya, tetapi malah menggantinya dengan perilaku yang kurang biasa atau menawarkan kesenangan dengan tidak segera’.
Selain berguna untuk pencegahan diri, kendali diri dilakukan pula dengan tujuan penundaan. Dapat diartikan bahwa dengan mengendalikan diri berarti sengaja menghindari suatu perilaku dengan tujuan jangka panjang agar lebih mendapat kepuasan.
Hal tersebut diimbangi dengan pernyataan Mappiare (2006: 94) yang mengemukakan bahwa kendali diri menunjukkan pada ”keasadaran dan kemampuan individu dalam menahan diri dari berbagai stimuli atau rangsangan yang dapat mempengaruhi efektivitas seseorang”. Seseorang harus mampu mengendalikan semua stimuli untuk mencapai efektivitas hidup. Seseorang secara sadar menahan diri dalam melakukan suatu tindakan dan menunda suatu keinginan sehingga mencapai trujuan dan mendapat kepuasan atas perilakunya.
Goldfried dan Merbaum (dalam Lazarus, 1976: 339) mendefinisikan ’kendali diri sebagai suatu kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa individu ke arah konsekuensi positif’. Hal ini perilaku diorganisir untuk mendapat hasil positif. Perilaku disusun, dibimbing, diatur, dan diarahkan sehingga tidak hanya menuruti keinginan hati sesaat atau nafsu semata. ”Kontrol diri juga menggambarkan keputusan individu yang melalui pertimbangan kognitif untuk menyatukan perilaku yang telah disusun untuk meningkatkan hasil dan tujuan tertentu seperti yang diinginkan” (Lazarus, 1976: 340). Setelah perilaku diorganisir dengan melakukan pertimbangan-pertimbangan, maka kendali diri bertugas membuat suatu keputusan guna mendapatkan hasil dan tujuan yang optimal.
Sementara The Liang Gie (1995: 190) mengungkapkan bahwa ”pengendalian diri atau self control ialah perbuatan membina tekad untuk mendisiplinkan kemauan, memacu semangat, mengikis keseganan, dan mengarahkan energi untuk benar-benar melaksanakan apa yang harus dikerjakan dalam studi”.
Kendali diri berguna pula untuk meningkatkan semangat dalam mencapai suatu tujuan. Dengan mengedalikan diri seseorang mampu mampu mendisiplinkan diri yang untuk benar-benar melakukan sesuatu yang memang harus dilakukan dan menahan diri dalam melakukan tindakan yang seharusnya tidak dilakukan.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka kendali atau kontrol diri dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang melakukan pertimbangan-pertimbangan terlebih dahulu sebelum memutuskan sesuatu dengan mendisiplinkan kemauan atau dorongan-dorongan dalam diri seseorang, serta menahan diri dengan sadar untuk bertindak guna mencapai hasil dan tujuan sesuai yang diinginkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar